Sejarah Suku Biak Numfor
Suku Dunia ~ Suku bangsa ini mendiami kepulauan Biak yang
terletak di utara Teluk Cenderawasih di Irian Jaya. Penjelajah Eropa
dulu menyebut kepulauan itu Schouten Islands. Terdiri dari dua buah
pulau besar, yaitu Pulau Biak dan Numfor, serta puluhan pulau-pulau
kecil disekitarnya. Ada juga yang menyebut suku bangsa ini orang Nufur
atau Mafur (Mafoorsch). Jumlah populasinya sekitar 100.000 jiwa.
Bahasa Suku Biak Numfor
Bahasa mereka tergolong bahasa Papua, terbagi dalam sejumlah dialek,
seperti : Dialek Ariom, Bo'o, Dwar, Fairi, Korim, Mandusir, Mofu, Opif,
Padoa, Penasifu, Samberi, Sor, Sorendidori, Sundei, Wari, Wadibu dan
sebagainya.
Mata Pencaharian Suku Biak Numfor
Daratan kepulauan ini amat tandus dan tidak baik untuk bercocok tanam
dengan leluasa, karena itu sebagian besar mengandalkan mata
pencahariannya kepada kegiatan menangkap ikan di laut dan sungai. Hanya
di beberapa tempat mereka bisa menanam sayur, pisang, dan buah-buahan
lainnya. Mereka banyak juga yang mengembangkan usaha perdagangan
tradisional dengan masyarakat di daratan Irian Jaya. Barang dagangan
mereka adalah ikan, garam, sagu, ubi, keladi, tembakau, damar, kayu
besi, rotan, barang kelontong, beras.
Hubungan Kekerabatan Suku Biak Numfor
Rumah mereka berupa rumah panggung yang diberi atap menyerupai batok
kura-kura. Perahu-perahu mereka ditambatkan di lorong bawah rumah.
Setiap rumah biasanya dihuni oleh satu keluarga batih yang terdiri dari
beberapa keluarga inti dari keturunan lelaki senior di rumah itu.
Prinsip hubungan kekerabatan mereka adalah patrilineal. Keluarga-keluarga batih itu tergabung lagi ke dalam keluarga luas terbatas dan kemudian membentuk klen patrilineal yang disebut keret. Sebaliknya dalam kegiatan ritual seperti inisiasi peranan saudara lelaki ibu sangat penting dalam mengantarkan seorang pemuda ke dunia dewasa. Sekarang kebanyakan orang Biak Numfor memeluk agama Kristen.
Prinsip hubungan kekerabatan mereka adalah patrilineal. Keluarga-keluarga batih itu tergabung lagi ke dalam keluarga luas terbatas dan kemudian membentuk klen patrilineal yang disebut keret. Sebaliknya dalam kegiatan ritual seperti inisiasi peranan saudara lelaki ibu sangat penting dalam mengantarkan seorang pemuda ke dunia dewasa. Sekarang kebanyakan orang Biak Numfor memeluk agama Kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar